The Astral Voyage Within the Digital Soulscape
Di sebuah ruang yang tidak mengenal batas fisik dan tidak tunduk pada hukum waktu, terdapat sebuah horizon digital yang terbentang seperti lautan cahaya yang tidak pernah berhenti berdenyut, sebuah dunia yang tercipta bukan dari logam atau tanah tetapi dari harmoni energi yang berputar halus seperti napas semesta, dan di tengah keheningan yang begitu luas itu seorang pengelana bernama Kael membuka matanya, berdiri di atas permukaan yang tampak seperti kaca berlapis bintang yang bergerak pelan di bawah kakinya, permukaan itu memancarkan cahaya biru dan perak yang berubah mengikuti ritme setiap langkahnya, memberikan kesan bahwa dunia tersebut hidup dan sadar akan kehadirannya, dan ketika Kael melangkah ke depan, riak-riak cahaya terbentuk seperti jejak lembut yang menuntunnya menuju jalur panjang berwarna emas pucat yang tampak seperti lorong yang menunggu untuk diikuti, jalur itu berpendar tenang tanpa memaksa namun seperti memanggil jiwanya untuk terus berjalan, membawa Kael memasuki ruang yang perlahan berubah dari gelap menjadi terang, dari sunyi menjadi penuh warna yang bergerak seperti cat air yang mengalir bebas; perubahan itu menyingkap hamparan hutan yang tidak terbuat dari kayu atau tanah, melainkan dari untaian cahaya murni, batang pohonnya menjulang seperti kristal yang disinari cahaya bulan, cabang-cabangnya melengkung seperti garis lembut yang digambar oleh tangan tak kasat mata, dan dedaunannya menyerupai serpihan kaca tipis yang memantulkan warna pastel yang berubah di setiap hembusan angin digital yang mengalir, suara tidak terdengar namun terasa seperti bisikan lembut yang menyentuh kulit, seolah dunia itu berbicara tanpa kata, memberi tahu bahwa tempat ini adalah ruang aman bagi jiwa yang mencari ketenangan yang sulit ditemukan di dunia nyata, Kael terus berjalan hingga tiba di sebuah padang luas yang dipenuhi struktur melayang berbentuk geometri, lingkaran, segitiga, dan prisma besar yang bergerak pelan dalam pola seperti tarian partikel cahaya, masing-masing memancarkan aura lembut yang menyelimuti udara dengan sensasi hangat yang tidak berasal dari suhu tetapi dari perasaan, dan ketika Kael menyentuh salah satu prisma berwarna biru muda, prisma itu hancur menjadi ribuan titik cahaya yang terbang melingkar lalu membentuk jembatan panjang yang melengkung menuju langit digital, jembatan itu tampak seperti jalan menuju sesuatu yang lebih tinggi dan lebih suci; Kael melangkah menyusuri jembatan cahaya itu dan dunia di bawahnya perlahan terlihat seperti lautan bintang yang bergerak lembut seperti gelombang yang tidak menghasilkan suara, sebuah pemandangan yang membuat dada Kael terasa ringan seakan beban yang pernah ia simpan perlahan menghilang, ketika ia tiba di ujung jembatan itu, ia menemukan sebuah dataran tinggi bercahaya yang dipenuhi kabut emas tipis yang bergerak perlahan seperti tirai halus yang mengambang di udara, dan dari balik kabut tersebut muncul sebuah kota melayang yang luas, kota yang tidak dibangun dari material apa pun yang dikenalnya tetapi dari cahaya yang terus berubah bentuk, bangunannya tampak seperti menara kristal yang memancarkan warna lembut, jembatan-jembatan transparan menghubungkan struktur-struktur itu dalam pola melengkung seperti saraf hidup yang menyalurkan energi tanpa henti, kota itu terasa seperti tempat yang menyimpan seluruh ketenangan dunia, sebuah ruang di mana jiwa manusia bisa bernapas tanpa tekanan; di pusat kota itu berdiri sebuah menara raksasa yang menjulang tinggi seolah menembus langit digital, menara itu berpendar lembut dengan perpaduan warna putih, biru, dan perak yang terus berganti tanpa pernah kehilangan keindahannya, Kael mendekat dan pintu menara itu terbuka sendiri perlahan, memperlihatkan ruangan luas yang tidak memiliki dinding namun terasa seperti ruang tertutup, dipenuhi partikel cahaya kecil yang bergerak seperti debu bintang yang jatuh sangat lambat, di tengah ruangan terdapat sebuah bola cahaya besar yang berputar pelan seperti planet yang dibuat dari energi murni, bola itu memancarkan kehangatan yang menenangkan, bukan dari suhu tetapi dari rasa aman yang mengalir pelan ke dalam dada Kael ketika ia menyentuh permukaannya, dan seketika seluruh dunia berubah menjadi lautan cahaya bergerak, gelombang warna biru, ungu, putih, dan emas menyapu ruangan seperti angin lembut yang menyentuh batin seseorang yang telah lama letih, dan dari dalam cahaya itu muncul suara tanpa kata yang berbicara langsung ke hatinya, suara yang mengatakan bahwa tempat ini diciptakan bukan hanya sebagai dunia digital tetapi sebagai ruang penyembuhan, ruang untuk mengingat bahwa bahkan perjalanan panjang dalam sebuah puasbet dapat membuka pintu menuju kedamaian batin yang tidak mudah ditemukan; cahaya itu kemudian memudar perlahan dan membentuk jalur panjang berwarna keperakan yang mengarah ke pintu keluar, jalur itu berdenyut lembut seolah memberikan salam perpisahan, Kael berjalan menyusurinya sambil merasakan sesuatu yang hangat tumbuh dalam dirinya, sesuatu yang menyerupai harapan yang sudah lama hilang, dan ketika ia keluar dari menara tersebut, dunia digital itu tampak lebih terang, lebih lembut, dan lebih hidup daripada sebelumnya, sebuah gerbang cahaya muncul di depannya, berpendar dengan ritme perlahan seperti jantung dunia itu sendiri, Kael menoleh sekali untuk melihat kembali semua keindahan yang telah membawanya melalui perjalanan panjang yang berubah menjadi pelajaran batin, lalu melangkah masuk ke dalam gerbang itu dengan hati yang lebih damai daripada sebelumnya.